Ke Entah Berantah

Ketika semua sudah berkumpul
Ketika semua perlengkapan telah di packing
Ketika carrier itu terasa pas dipunggung
Dan ketika truk sudah menjemput

Berangkatlah kita menuju ke Ungaran khususnya wilayah bukit Gentong dan Promasan yang terkenal dengan kebun tehnya. Panitia berbaju hitam menyebutnya “Diksar Lanjutan”.

Nah.. dari sinilah cerita itu berawal

Jujur saja kegiatan ini merupakan long march terpanjang yang pernah aku tempuh selama ini.
Dan sebelum expedisi ini, bahkan aku tak pernah latihan fisik. Entah. Karena pemberitahuan begitu mendadak, belum lagi banyak deadline tugas yang belum tersentuh.

Berangkat awal tuh masih seneng banget soalnya naik truk bareng bareng, sekitar 16 orang yang ikut.

Walaupun sebelumnya sudah pernah ke gunung Ungaran namun akan selalu ada hal baru disetiap perjalanan.

Aku(rid: angkatanku) hanya mengikuti langkah kaki korlap dan aku tak paham aku sedang dijalur mana, karena mungkin gelap, aku hanya melihat diantara remang remang senter dan mencoba mengingat apakah aku pernah lewat sini.
Sungguh melelahkan malam itu, sesampainya di kebun teh, berdirilah bivak dari ponco dan akhirnya aku tertidur.

Ada sedikit cerita dari dalam bivakku, aku yang memakai jaket dan selimut saja masih merasa kedinginan apalagi tampir yang tidak memakai apa apa, aku terbangun karena mendengar tampir memanggil manggil namaku dan badannya bergetar. Entah sebenarnya aku males bangun tapi karena kasian yasudah aku berbagi selimut zz

Aku bangun dan beharap matahari segera menyinari tempat bermalamku agar dapat merasakan kehangatan kembali.
Kompor spirtus sudah menyala dan akhirnya kita membuat sarapan dan minuman hangat.


Perjalanan berlanjut menuju Camp Biyung untuk sekedar mampir dan menjenguk keadaan beliau, setelah itu menuju puncak Gentong.

Nah untuk menuju puncak Gentong ini harus melewati trek yang sangat menyebalkan menurutku, naiknya pakai webbing karena jalan yang sempit dan kirinya jurang.
Sungguh kalau nggak malu mungkin aku sudah menyerah, kenapa harus lewat jalur yang naik dan sempit seperti itu, mana sampai puncak lama sekali. Mungkin karena aku terlalu banyak mengeluh menjadikan beban terasa 2x lebih berat.
Dipuncak Gentong kita hanya beristirahat sebentar karena perjalanan masih sangat jauh.

Setiap ada tanah lapang membuatku tergoda untuk beristirahat lebih lama, namun pak korlap selalu mengajak untuk segera melanjutkan perjalanan.

Dan saat turun drama dimulai. Jalurnya ilang. Akhrinya para panitia berbaju hitam mencari jalur baru dan akhirnya bisa keluar dari sana.

Mungkin kalau misalnya aku nyasar di hutan sendirian bakal kayag gimana ya? Jujur mentalku cupu sekali, aku selalu mengeluh dan mengeluh. Tapi mas mbaknya aja semangat, temen temenku masih pada semangat masak aku mau nyerah gitu aja? Kalau nggak mau lanjut jalan ya mau sampenya kapan?

Aku mencoba mencari semangat, tapi kok nggak ada ya zzzz.

Aku hanya mencoba menikmati perjalanan itu agar menjadi sebuah perjalanan yang mengesankan, belajar untuk bersabar dan meninimalkan mengeluh.

Aku sempat berfikir ada diantara mas mbakku yang digigit pacet, tapi kenapa aku tidak? Mungkin darahku terlalu suci haha, namun beberapa menit setelah pikiran itu muncul tiba tiba kakiku terasa sakit dan aku melihat pacet telah menggigitku aaakkk. Langsung saja aku siram dengan minyak kayu putih, aku geli melihat pacet setelah kejadian itu hmm.

Kita terus berjalan dan berjalan akhirnya menemukan sebuah sungai dan kita sampai di Curug Lawe.
Aku merasa lega sekali bisa keluar dari jalur itu zz, dan aku bisa kembali menemukan kamar mandi di area parkiran Curug Lawe

Aku sangat berharap ada truk yang mau menjemputku dan mengantarkanku pulang ke kampus, tapi ternyata harapku sia sia.

Longmarch yang sangattttt panjang-_____-

Kalo aku gamau jalan ya aku nggak cepet sampai, tapi yasudah aku mencoba menyemangati diri sendiri dan menyadarkan diri  bahwa aku mau nggak mau harus jalan huhu

Selangkah demi selangkah aku mencoba menikmatinya sambil melihat hijaunya alam
Dan ketika malam tiba mataku mulai berat
Bahkan aku sempat tertidur beberapa detik sambil terus berjalan zzz

Seneng banget udah sampai kampus dan aku langsung tertidur beberapa menit kemudian

Intinya aku nyesel karena kurang menikmati alam, yah semoga aku ke depannya lebih bersabar dan tidak banyak mengeluh. Maafkan mentalku yang cupu ini
Ps:
"Warnailah keluarga ini dan jadikan tersesat mu menjadi moment mencari ilmu yang barokah.. aamiin.."

Terimakasih sudah diajakin jalan jalan

Sekian.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Slamet (lagi)

WISATA BLORA: Gunung Mundri

5 Tips Aman dan Nyaman Motoran Keliling Blora