Puncak Rajawali 3371 mdpl


Sejak dulu sih emang pengen naik gunung tapi gatau motivasinya apa. Cuma kalo liat gunung gitu dari jauh cantik banget. Apalagi di daerahku gaada gunung jadi sekalinya lihat tuh kagum lalu muncullah keinginan untuk mendaki gunung secara teramat. 

Pendakian pertamaku terjadi pada tahun 2016 dimana ceritanya bisa dibaca disini.  

Dan bulan Januari kemarin aku memutuskan untuk pergi ke Gunung Sumbing via Garung. Segera aku menulisnya agar tidak keburu lupa karena sekarang sudah bulan Maret hehe 

Awalnya sangat ragu untuk pergi karena sedang musim penghujan dan banyak info beberapa gunung sedang badai. Namun karena sedang liburan dan sebelumnya udah buat janji naik gunung bareng dan ada temen yang berencana mau bikin peta jalur pendakian yaudahlah dicoba dulu.

Menjelang siang persiapan sudah lengkap dan berangkat dari Semarang menggunakan bis, naik berlima orang dan semuanya belom pernah ada yang ke Sumbing dong. 

Basecamp pendakian gunung sumbing via Garung ini terletak di dusun Garung, Desa Butuh Kecamatan Kalikajar Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah. Bis gakbisa masuk ke lokasi basecamp jadi harus jalan kaki untuk sampai ke basecampnya, gak terlalu jauh tapi lumayan lah waktu itu gerimis juga soalnya jadi langkah kaki harus ngebut supaya gak terlalu basah.

Setelah sampai di basecamp sekitar pukul 8 malam langsung isirahat registrasi dan makan malam. Sejauh ini menurutku fasilitas basecamp Garung adalah yang paling lengkap. Area basecamp untuk para pendaki bisa dikatakan luas dan bersih. Area parkir yang cukup. Terdapat penyewaan kasur dan beberapa perlengkapan pendakian. Penjaga registrasipun sangat ramah. Dibelakangnya terdapat tempat solat yang cukup besar dan beberapa kamar mandi. Dan ada juga tempat makan yang bisa dipesan di basecamp.

Pagi datang, bangun, solat, masak, makan, mandi dan bersiap berangkat melakukan perjalanan. Dari basecamp sini gunung Sindoro terlihat sangat cerah dan pagi ini tidak berkabut. Uniknya dari basecamp Garung menuju pos 1 terdapat ojek yang akan mengantarkan para pendaki dengan motor trailnya. Karena pengen ngerasain sensasi yang beda dari naik gunung biasanya kita mencoba menyewanya per motor 25.000 rupiah. Ya lumayanlah ya untuk menghemat waktu dan membantu perekonomian warga hehe. Dan selama perjalanan dengan ojek cuma bisa teriak teriak histeris tapi nagih. Kalian wajib coba deh pokoknya.

Tidak butuh waktu lama untuk sampai ke pos 1. Ternyata di pos 1 fasilitasnya juga lengkap. Banyak warung dan kamar mandi serta pangkalan ojek untuk para pendaki turun. Dari sinilah pendakian dimulai. Sebelumnya kami berdoa terlebih dahulu agar diberikan kelancaran dan kembali dengan selamat.

Dari pos 1 menuju pos 2 jalannya sudah teratata rapi sehingga mudah dilalui. Namun semudah apapun kalo jalannya naik ya tetep aja capek. Betul saja ketika baru beberapa melangkah, kaki dan napas sudah meminta bagiannya yaitu istirahat.

Perjalanan kali ini menurutku sangat santai dan benar benar menikamatilah pokoknya. Sepanjang perjalanan Sindoro selalu menemani di belakang. Syukurlah cuaca masih tetap cerah.

Sesampainya pos 2 merasa aman telah melewati jalan dari tanah basah, berbatu ataupun keduanya. Namun perjalanan sebenarnya baru dimulai ketika dari pos 2 menuju pos 3. Gila ya sadis banget. Sejauh ini jalur Garung paling sangat menyebalkan sekali. Terutama ketika sampai pada engkol engkolan. Ahhhhh, mungkin inilah alasan mengapa Sumbing dikatakan gunung tersadis. Bener bener menguras tenaga dengan elevasi hampir 80 derajat! Untungnya ketika lelah beristirahat Sindoro tetap ada dibelakang. Terlihat sangat besar dan luas sekali bumi ini. Kontur kontur terlihat jelas hijau dan rapi. Ada suatu peningkatan dalam diriku. Aku tidak mengeluh loh gaes hahaha. Pamer nih eh tapi tetep sih sekali dua kali tapi tidak sebanyak biasanya.

Sampai ditempat area camp sebelum pos 3 pada siang hari jam 1 dan membangun tenda langsung beristirahat. Selain masak kita juga menghitung titik koordinat dan ngetrack jalur yang sudah ditempuh karena emang niatnya mau track jalur disini. Rencananya kita mau camp disini dan submit pada besok paginya. Pada sore harinya SUNGGUH INDAH BANGET pemandangannya nggak nyesel sudah sampai sini. Senja sangat memukau para pendaki dan mereka mengabadikannya. 

Malam ini tidak ada badai. Hanya angin kencang disertai gerimis tapi masih aman untuk tidur.

Bangun pukul 4 dan buat sarapan serta bekal untuk submit. Setelah packing siap kami berangkat. Mulai dari sinilah kami sadar bahwa dari pos 3 sampai puncak masih sangat amat jauh sekali.

Barengan sama pendaki lain yang juga submit sambil berkenalan dan ngobrol sepanjang perjalanan. Salah satu hal yang wajib dilakukan oleh para pendaki yaitu bersikap ramah dengan pendaki yang lain.

Rute dari Pestan menuju Pasar Watu kemudian Watu Kotak sungguh menyeramkan. Memakan waktu hampir 3 jam. Kita sampai pada Puncak Buntu, namun bukan itu tujuan kami. Kami lanjut ke Puncak Rajawali dan dramapun dimulai. Dari kami berlima tidak ada yang tahu dimana letak puncaknya, saat bertanya ke pendaki yang lain ternyata sama, merekapun tidak tahu jalur menuju puncak. Jadi kami memutuskan untuk ke kawah hanya sekadar berfoto di sabana dan disana ada sebuah makam tapi aku lupa itu siapa, pokoknya orang penting gitu deh.

Sesampainya dikawah ternyata disitu ada petunjuk jalur menuju puncak dan kamipun mengikutinya. Dan itu jalurnya naik lagi dong broh. Daaannnnn itu berat banget kawan. Mana udah siang dan panas banget. Rata-rata tingkat elevasinya 80-85 derajat. Kadang bukannya mendaki tapi climbing. Mau ngeluh tapi udah jalan jauh bangetttt. Tapi, ya worthed lah dengan pengalaman, pembelajaran dan keindahan alam Sumbing. So, enjoy the route!

Sesampainya di puncak Rajawali dengan ketinggian 3371 mdpl ya cuma foto foto aja sih. Tapi disitu punya rasa bangga sama diri sendiri sudah berada di Puncak dengan medan yang ekstrim seperti itu. Kumpulan awan dan terlihat beberapa puncak puncak gunung di Jawa Tengah. Sindoro yang masih setia menemani sampai Puncak terlihat begitu dekat dan semakin besar. Tidak lama berada dipuncak karena memang sudah siang dan hanya 2 rombongan pendaki yang ada disana. Masalah selanjutnya adalah bagaimana kita turun. Ya turun tinggal turun ajasih tapi kita turun nggak lagi lewat kawah tapi lurus mengukuti jalur yang ada talinya alias kita manjat nggak ndaki huhu. 

Setelah sampai camp kita makan dan buru buru packing karena waktu sudah sore dan kabut mulai tebal. Anginnya kenceng banget sampai sampai aku harus sering duduk karena takut terbang:((

Turun lewat jalur yang sama dengan kondisi yang sudah sangat melelahkan. Sampai basecamp malam jam 8an kalo nggak salah. Setibanya dibasecamp, bersih bersih dulu sambil beristirahat makan malam dan pulang keesokan harinya alias nginep lagi di basecamp karena yaa hmm capek broh trekingnya. 

Beginilah cerita yang super biasa biasa aja dan apa adanya. Tapi satu hal yang aku heran kenapa selama perjalanan cerah sedangkan saat kami sudah turun sampai basecamp Sumbing hujan terus dan berkabut. Eh bersyukur deh dapet cerah dan bahagia banget. Terimakasih Tuhanku. 

Kami lalu pulang ke Semarang paginya menggunakan bis dan selamat kembali sampai kos masing-masing.






















Sebenernya banyak sih foto fotonya tapi di temen dan itu beberapa yang ada diponsel aku tinggal upload upload aja. Ya begitulah adanya. Lensa terbaik adalah lensa mata kita sendiri, ya bukan?

Yep! That’s it. Gunung Sumbing. Sejauh ini Sumbing yang paling sadis!

Kalo kalian mau naik Sumbing via Garung jangan lupa dilihat, diamati dan dipahami jalur peta pendakiannya di basecamp dari KSG-Social Adventure Club untuk Sumbing. Dari situ infonya sudah lumayan lengkap mulai dari deskripsi, ketinggian dan informasi lain terkait jalur pendakian. Thx u, next

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Slamet (lagi)

WISATA BLORA: Gunung Mundri

5 Tips Aman dan Nyaman Motoran Keliling Blora